Wednesday 16 November 2016

SOAL SISTEM PENGAPIAN



Soal Tes Tulis
  1. Fungsi sistem pengapian adalah untuk menghasilkan percikan bunga yang digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan agar terjadi proses pembakaran.
  2. Sistem pengapian ada 2 macam, yaitu sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik. Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang masih menggunakan kontak platina dalam memutus dan menghubungkan arus primer agar terjadi tegangan tinggi pada ignition coil. Sedangkan sistem pengapian elektronik adalah sistem pengapian yang sudah mengunakan komponen elektronik dalam memutus dan menghubungkan arus primer.
3.   Komponen-komponen sistem pengapian konvensional
            Komponen sistem pengapian konvensional terdiri dari:
a.      Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.
b.      Ignition Switch
Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju ke rangkaian primer.
c.       Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
d.      Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian.
Bagian-bagian ini terdiri dari:
-          Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.
-          Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.
-          Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
-          Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.          
-          Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)
-          Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.
-          Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.
e.       Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi.
f.        Busi
Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.
4.   Wiring Diagram Sistem Pengapian Konvensional
a.      Pada saat ignition switch ON kontak platina tertutup
Arus primer mengalir dari: Baterai → ignition switch → kumparan primer ignition coil → kontak platina yang dipararel dengan kondensor → massa.
Akibatnya kumparan primer ignition coil terjadi kemagnetan.
b.      Pada saat ignition switch ON kontak platina terbuka
Arus primer berhenti mengalir dan kumparan primer ignition coil hilang kemagnetan, sehingga kumparan sekunder terinduksi dan timbul tegangan tinggi ± 5000 – 10.000 Volt. Tegangan tinggi ini dialirkan ke distributor yang kemudian dibagi oleh rotor ke masing-masing busi sesuai dengan urutan pengapian (FO: Firing Order) 1 3 4 2 dan di busi ubah menjadi percikan bunga api.Sebutkan komponen sistem pengapian konvensional dan jelaskan fungsinya!
2.      Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis sistem pengapian elektronik!
a.      Pembangkit pulsa
b.      Pembangkit Hall Efek
c.       Sensor Optik

Job Sheet Perbaikan Sistem Pengapian




  Job Sheet Perbaikan Sistem Pengapian
A.  Pelepasan dan Pembongkaran Distributor
1.  Lepas dan bongkar distributor!
B.  Pemeriksaan/Penyetelan komponen system pengapian konvensional
1.   Pemeriksaan continuitas kabel
Hasil Pemeriksaan     :     .....................................................................................................
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
2.   Pemeriksaan dan penentuan terminal IG kunci kontak
Hasil Pemeriksaan     :     .....................................................................................................
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
3.   Pemeriksaan tahanan ignition coil
Hasil Pemeriksaan:   
v  Kumparan primer   :     ..................   Ω
v  Kumparan sekunder     :......................    k Ω
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
4.  Pemeriksaan tahanan kabel busi
Hasil Pemeriksaan     :    
Kabel busi 1       :     ……… Ω                     Kabel busi 3       :     ……….. Ω
Kabel busi 2       :     ……… Ω                     Kabel busi 4       :     ……….. Ω
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
5.   Pemeriksaan kekocakan poros distributor
Hasil Pemeriksaan     :     .....................................................................................................
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
6.   Pemeriksaan kekocakan plat dudukan platina
Hasil Pemeriksaan     :     .....................................................................................................
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
7.   Pemeriksaan kerja vacuum advancer
Hasil Pemeriksaan     :     .....................................................................................................
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
8.   Pemeriksaan kerja centrifugal advancer
Hasil Pemeriksaan     :     .....................................................................................................
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
9.   Pemeriksaan/penyetelan gap elektroda busi
Celah busi 1    :        ……… mm                    Celah busi 3       :     ……….. mm
Celah busi 2    :        ……… mm                    Celah busi 4       :     ……….. mm
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
10.  Pemeriksaan/penyetelan sudut dwell
Hasil Pemeriksaan     :     ............... 0
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
11.  Pemeriksaan/penyetelan sudut pengapian
Hasil Pemeriksaan     :     .............. 0Pe
Kesimpulan                :     .....................................................................................................
II.    Kriteria Penilaian
v  Test tulis                  :  15 %
v  Test Unjuk kerja      :  70 %
v  Pelaporan                :  15 %
III. Kunci Jawaban
1.  Prosedur perbaikan sistem pengapian
1.1    Langkah Persiapan
a.      Mersiapkan tempat, alat dan bahan
b.      Mematuhi keselamatan dan kesehatan kerja
1.2    Langkah identifikasi kerusakan
1.3    Langkah Pemeriksaan dan perbaikan
1.4    Langkah Pengujian
  1. Hubungan antara celah platina dengan sudut dwell adalah semakin besar celah platina, maka sudut dwell semakin kecil dan sebaliknya, semakin kecil celah platina maka sudut dwell semakin besar.
  2. Akibat dari penyetelan celah platina yang terlalu sempit adalah: Penutupan kontak platina semakin lama, maka arus primer yang mengalir akan semakin lama. Hal ini mengakibatkan ignition cepat panas, kontak platina cepat panas dan cepat aus.
Akibat dari penyetelan celah platina yang terlalu longgar adalah: Penutupan kontak platina singkat, maka arus primer yang mengali kurang besar yang mengakibatkan tegangan tinggi yang dihasilkan kurang dan percikan bunga api kurang sempurna, sehingga daya mesin tidak maksimal
  1. Akibat dari penyetelan saat pengapian yang terlalu awal adalah:  akan terjadi detonasi atau suara ketukan pada piston, yang bisa mengakibatkan piston cepat rusak.
Akibat dari penyetelan saat pengapian yang terlalu lambat adalah:  hasil pembakaran yang maksimal jauh setelah TMA, yang mengakibatkan tenaga tidak maksimal dan daya mesin berkurang.