Turbin air dikembangkan pada abad 19
dan digunakan secara luas untuk tenaga industri untuk jaringan listrik.
Sekarang lebih umum dipakai untuk generator listrik. Turbin kini dimanfaatkan
secara luas dan merupakan sumber energi yang dapat diperbaharukan.
Sejarah TURBIN AIR
Sebuah sudu turbin
Francis yang menghasilkan daya hampir 1 juta hp. Sedang dipasang pada bendungan
Grand Coulee.
Ján Andrej Segner mengembangkan turbin air reaksi pada pertengahan
tahun 1700. turbin ini mempunyai sumbu horizontal dan merupakan awal mula dari
turbin air modern. Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih diproduksi
saat ini untuk pembangkit tenaga listrik skala kecil. Segner bekerja dengan
Euler dalam membuat teori matematis awal untuk desain turbin.
Pada tahun 1820,
Jean-Victor Poncelet mengembangkan turbin aliran kedalam.
Pada tahun 1826, Benoit
Fourneyon mengembangkan turbin aliran keluar. Turbin ini sangan efisien (~80%)
yang mengalirkan air melalui saluran dengan sudu lengkung satu dimensi. Saluran
keluaran juga mempunyai lengkungan pengarah.
Pada tahun 1844, Uriah A.
Boyden mengembangkan turbin aliran keluar yang meningkatkan performa dari
turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan turbin Francis.
Pada tahun 1849, James B.
Francis meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari
90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan mengembangkan metode engineering
untuk desain turbin air. Turbin Francis dinamakan sesuai dengan namanya, yang
merupakan turbin air modern pertama. Turbin ini masih digunakan secara luas di
dunia saat ini.
Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan mekanis yang lebih
baik dan semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini. Putaran massa air
berputar hingga putaran yang semakin cepat, air berusaha menambah kecepatan
untuk membangkitkan energi. Energi tadi dibangkitkan pada sudu dengan
memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan air berkurang sampai nol sampai air keluar melalui sirip
turbin dan memberikan energi.
Sekitar tahun 1890,
bantalan fluida modern ditemukan, sekarang umumnya digunakan untuk mendukung
pusaran turbin air yang berat. Hingga tahun 2002, bantalan fluida terlihat
mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun
Sekitar tahun 1913, Victor
Kaplan membuat turbin Kaplan, sebuah tipe mesin baling-baling. Ini merupakan
evolusi dari turbin Francis tetapi dikembangkan dengan kemampuan sumber air
yang mempunyai head kecil.
Sebuah Konsep BaruPada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19 (termasuk kincir air) merupakan mesin reaksi; tekanan air yang berperan pada mesin dan menghasilkan kerja. Sebuah turbin reaksi membutuhkan air yang penuh dalam proses transfer energi.
Pada
tahun 1866, tukang pembuat gilingan di California, Samuel Knight menemukan
sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah konsep yang berbeda jauh.
Terinspirasi dari system jet tekanan tinggi yang digunakan dalam lapangan
pengeboran emas hidrolik, Knight mengembangkan ceruk kincir yang dapat
menangkap energi dari semburan jet, yang ditimbulkan dari energi kinetik air
pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki) yang dialirkan melalui sebuah pipa
saluran. Turbin ini disebut turbin impulse atau turbin tangensial. Aliran air
mendorong ceruk disekeliling kincir turbin pada kecepatan maksimum dan jatuh
keluar sudu dengan tanpa kecepatan.
Pada
tahun 1879, Lester Pelton, melakukan percobaan dengan kincir Knight,
dikembangkanlah desain ceruk ganda yang membuang air kesamping, menghilangkan
beberapa energi yang hilang pada kincir Knight yang membuang sebagian air
kembali melawan kincir. Sekitar tahun 1895, William Doble mengembangkan ceruk
setengah silinder milik Pelton menjadi ceruk berbentuk bulat memanjang,
termasuk sebuah potongan didalamnya yang memungkinkan semburan untuk
membersihkan masukan ceruk. Turbin ini merupakan bentuk modern dari turbin
Pelton yang saat ini dapat memberikan efisiensi hingga 92%. Pelton telah
memprakarsai desain yang efektif, kemudian Doble mengambil alih perusahaan
Pelton dan tidak mengganti namanya menjadi Doble karena nama Pelton sudah
dikenal.
No comments:
Post a Comment