Tuesday 18 September 2012

SEJARAH PULAU MENGARE

Pulau Mengare adalah salah satu bagian kecil dari daerah kepulauan di Indonesia,yang terpenting adalah Sejarah dari suatu tempat antara satu dengan yang lain itu berbeda dan ada juga yang mempunyai sejarah yang hampir sama terlepas dari itu semua adalah ada satu cerita dalam suatu pulau yang di percaya dapat kenyataan yang sesuai dengan kehidupan di masyarakat sekitarnya.
Pulau Mengare adalah Pulau yang terletak di Barat Daya tepatnya di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik mempunyai  penduduk sekitar 12.000  jiwa di pulau tersebut terdapat sebuah legenda bahwa pulau tersebut terbentuk dari cerita Putri keraton Solo dan seekor ular raksasa.
Awal Mulanya sang putri keraton Solo melarikan diri dari perjodohannya dengan seorang  bangsawan dari Cina. Sang Putri pun pergi seorang diri dengan naik perahu menyisiri Sungai Bengawan Solo menuju jalur pantai utara menuju ke arah timur.(solo ke arah lamonganr sampai di daerah Kecamatan Bungah dan Manyar) pada akhirnya Sang Putri terdampar di Bengawan Legowo atau (kini; Telaga Pacar), yang terletak di Desa  Kramat, Pulau Mengare. 
Mengetahui hal tersebut Sang Raja (Ayahanda Sang Putri) pun geram mengetahui kaburnya putrinya. Dan ia mengutus seekor ular raksasa milik keraton untuk mencari putrinya dengan menyusuri jalur pantai utara. Alhasil, Sang Putri pun ditemukan oleh ular tersebut. Berkat bujukan ular jika perjodohan dibatalkan, akhirnya Putri mau kembali ke keraton,Sayangnya, niat buruk ular tersebut diketahui seorang waliyullah kota Gresik, yakni Sunan Giri (Raden Paku). Yang kala itu menguasai penyebaran ajaran islam di kota pudak.
Sunan Giri akhirnya mengutus Sunan Karebet (Jaka Tingkir) untuk mengutuk ular tersebut. Sempat terjadi pertarungan sengit, namun ular kalah hingga akhirnya mati dengan kondisi mengelilingi Pulau Mengare,Mengare (Mengarah )berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti Mencari atau Menanti.
Dari cerita di atas maka Pulau Mengare adalah pulau yang terbentuk tiga desa yaitu:
  1. Bagian Kepala adalah Desa Watu Agung yang berasal dari bahasa sasekert adalah Watu adalah Batu dan Agung adalah Mulya/Besar jadi dapat diartikan Batu yang Besar dulu batu trsebut terletak di belakang Balai desa watuagung (Red kini) di mana tempat tersebut terdapat peralatan memasak mulai dari Gentong,Cobek,Tampan besar dan masih banyak lagi.dari cerita di atas bawah keseharian masyarakat di desa itu adalah pandai dalam membuat makanan maupun jajanan,bahasa yang d i gunakan sehari-hari adalah Bahasa Jawa kasar 
  2.  Bagian Perut adalah Desa Tajung Widoro yang berarti tajung adalah bagian daratan yang menjorok ke laut sedangkan Widoro adalah jenis tananam sejenis duku yang banyak tumbuh di sekitar desa tersebut,adapun kehidupan masyarakat di sekitar situ lebih mapan/kaya dari dua desa lainnya di desa tersebut menggunakan bahasa Jawa
  3. Bagian Ekor adalah desa Kramat kata kramat adalah bahsa jawa yang berarti Anggker,Mistik dan daerah yang di kramat kan jadi dapat di simpulkan bahwa kehidupan masyarakat tersebut adalah ke banyakan pandai dalam ilmu kanoragan /kesaktian dalam mencukupi kehidupan dengan nelayan ke selat madura,desa tersebut bersingungan langsung dengan kehidupan orang Madura maka masyarakatnya menggunkan bahasa  Madura. 

Nelayan di desa Kramat
 Terlepas dari itu semua dapat di simpulkan bahwa suatu daerah atau pulau mempunyai cerita yang beredar di masyarakat luas dan dapat di buatt acuan dalam kehidupan sehari-hari

No comments:

Post a Comment